INTERAKSI ANTAR MAKLUK HIDUP DALAM SEBUAH KOMUNITAS
Kita
semua tahu bahwa, kehidupan kita sebagai manusia tidak terlepas dari relasi
kita dengan sesama yang ada di sekitar kita baik dekat maupun jauh. Karena pada
hakekatnya kita adalah makluk sosial. Demikianpun makluk hidup yang lain yang
ada di muka bumi ini, agar dapat hidup dan berkembang, mereka saling
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Makluk hidup dan lingkungan fisiknya saling
berkaitan dan tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Masing-masing secara
terus menerus berpengaruh terhadap yang lain. Interaksi antara dua spesies
makluk hidup yang berbeda disebut simbiosis
yang berarti hidup bersama. Simbiosis
merupakan hubungan timbal balik antara dua makluk hidup yang saling
berdampingan. Interaksi antar makluk hidup biasanya akan membentuk hubungan
khusus yang berpengaruh secara nyata terhadap persebaran dan kepadatannya. Ada
beberapa bentuk interaksi antar spesies dalam suatu komunitas, yaitu: 1. Kompetisi
: interaksi yang saling merugikan/ interaksi antara makluk hidup yang satu
dirugikan yang lain juga dirugikan.Interaksi ini terjadi ketika sumber-sumber
yang diperlukan persediaannya terbatas, maka makluk hidup akan berkompetisi
untuk mendapatkannya. 2. Komensalisme:interaksi
yang menyebabkan satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lain tidak
terpengaruh ( tidak diuntungkan/dirugikan). Contohnya: interaksi antara (
tumbuhan epifit) anggrek yang tumbuh pada
pohon. Anggrek mendapatkan makanan dari pohon yang ditumpanginya dan pohon tersebut
tidak layu dan mati atau tidak dirugikan. 3. Mutualisme: interaksi yang menyebabkan kedua
spesies sama-sama mendapatkan keuntungan. Contohnya: interaksi antara jamur dan
pohon yang ditumpanginy, interaksi antar kelelawar dan pohon yang ditumpanginya.
4. Parasitisme:interaksi
yang dapat menyebabkan satu pihak mendaptkan keuntungan, sedngkan pihak yang
lain menderita kerugian. Contohnya: interaksi antar bunga Raflesia dan inangnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering berjumpah ada makluk yang lazim disebut
semut. Mereka biasa hidup dalam kelompok besar dan dapat hidup di mana-mana,
terutama di tempat yang kotor juga di dalam tanah, batu, ataupun di pohon.
Suatu waktu mereka hidup di pohon. Mereka mendapat makanan dari sari-sari pohon
dan juga dapat beraktivitas atau bergerak bebas pada pohon yang ditumpanginya.
Kawanan semut tersebut dapat melubangi batang/dahan pohon sebagai tempat untuk
menyimpan cadangan makanan yang telah dikumpulkan yang akan digunakan pada
musim paceklik. Dengan begitu tidak berarti lama kelamaan pohon tersebut layu dan
mati tetapi tetap tumbuh subur karena remah-remah/sisa makanan yang telah
dikumpulkan oleh kawanan semut dapat
menjadi pupuk bagi pohon. Selain itu juga yang anggota kawanan semut yang mati
atau kotoran dari kawanan semut tersebut dapat menjadi pupuk bagi pohon,
meskipun kotoran dari kawanan semut itu relatif sangat kecil. Dalam interaksi
ini antara semut dan pohon saling memberi kehidupan ( menguntungkan ). Proses
interaksi ini disebut interaksi mutualisme.
Dalam
inetraksi ini juga kita lihat pada kehidupan kelelawar (vestertilio ) dan pohon. Kelelawar dapat beraktivitas (
berkembangbiak, kelangsungan hidup, tempat berlindung, dan juga mendapatkan
makanan) dari pohon yang ditumpaginya. Bagi
kelelawar pohon sangat berarti baginya. Kelelawar tidak hanya menumpang hidup
tetapi juga memberi sumbangan kepada pohon tersebut berupa, kotorannya atau
sisa-sisa makanan yang jatuh ke tanah, yang kemudian terurai menjadi pupuk (
makanan ) bagi pohon yang ditumpaginya. Interaksi antara kelelawar dan pohon
merupakan saling menguntungkan, antara kedua makluk hidup tersebut. Interaksi
ini sangat penting untuk kelagsungan hidup dan perkembangbiakan kedua spesies
yang terlibat.
Pada interaksi parasit, yang terjadi pada
interaksi antara bunga Raflesia dan inangnya. Bunga Raflesia menempel pada
akar tanaman inangnya dan mengambil
zat-zat makanan untuk dapat bertumbuh. Tanaman inangnya dalam interaksi ini
dirugikan karena zat-zat makanan yang sebenarnya digunakan untuk proses
pertumbuhan telah diserap oleh bunga Raflesia.
Setiap
makluk hidup berusaha dapat hidup, tumbuh dan berkembangbiak, jika memiliki
habitat yang sangat sesuai. Interaksi antar makluk hidup yang satu dengan lain,
dapat berjalan dengan baik jika habitat sangat mendukung, karena interaksi
dapat berdampak secara nyata terhadap
persebaran dan kepadatan suatu spesies.