Minggu, 16 Desember 2012

INTERAKSI ANTAR MAKLUK HIDUP DALAM SEBUAH KOMUNITAS

INTERAKSI ANTAR MAKLUK HIDUP DALAM SEBUAH KOMUNITAS

Kita semua tahu bahwa, kehidupan kita sebagai manusia tidak terlepas dari relasi kita dengan sesama yang ada di sekitar kita baik dekat maupun jauh. Karena pada hakekatnya kita adalah makluk sosial. Demikianpun makluk hidup yang lain yang ada di muka bumi ini, agar dapat hidup dan berkembang, mereka saling berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 

  Makluk hidup dan lingkungan fisiknya saling berkaitan dan tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Masing-masing secara terus menerus berpengaruh terhadap yang lain. Interaksi antara dua spesies makluk hidup yang berbeda disebut simbiosis yang berarti hidup bersama. Simbiosis merupakan hubungan timbal balik antara dua makluk hidup yang saling berdampingan. Interaksi antar makluk hidup biasanya akan membentuk hubungan khusus yang berpengaruh secara nyata terhadap persebaran dan kepadatannya. Ada beberapa bentuk interaksi antar spesies dalam suatu komunitas, yaitu: 1. Kompetisi : interaksi yang saling merugikan/ interaksi antara makluk hidup yang satu dirugikan yang lain juga dirugikan.Interaksi ini terjadi ketika sumber-sumber yang diperlukan persediaannya terbatas, maka makluk hidup akan berkompetisi untuk mendapatkannya. 2.  Komensalisme:interaksi yang menyebabkan satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lain tidak terpengaruh ( tidak diuntungkan/dirugikan). Contohnya: interaksi antara ( tumbuhan epifit) anggrek  yang tumbuh pada pohon. Anggrek mendapatkan makanan dari pohon yang ditumpanginya dan pohon tersebut tidak layu dan mati atau tidak dirugikan. 3. Mutualisme: interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama mendapatkan keuntungan. Contohnya: interaksi antara jamur dan pohon yang ditumpanginy, interaksi antar kelelawar dan pohon yang ditumpanginya. 4. Parasitisme:interaksi yang dapat menyebabkan satu pihak mendaptkan keuntungan, sedngkan pihak yang lain menderita kerugian. Contohnya: interaksi antar bunga Raflesia dan inangnya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berjumpah ada makluk yang lazim disebut semut. Mereka biasa hidup dalam kelompok besar dan dapat hidup di mana-mana, terutama di tempat yang kotor juga di dalam tanah, batu, ataupun di pohon. Suatu waktu mereka hidup di pohon. Mereka mendapat makanan dari sari-sari pohon dan juga dapat beraktivitas atau bergerak bebas pada pohon yang ditumpanginya. Kawanan semut tersebut dapat melubangi batang/dahan pohon sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan yang telah dikumpulkan yang akan digunakan pada musim paceklik. Dengan begitu tidak berarti lama kelamaan pohon tersebut layu dan mati tetapi tetap tumbuh subur karena remah-remah/sisa makanan yang telah dikumpulkan oleh  kawanan semut dapat menjadi pupuk bagi pohon. Selain itu juga yang anggota kawanan semut yang mati atau kotoran dari kawanan semut tersebut dapat menjadi pupuk bagi pohon, meskipun kotoran dari kawanan semut itu relatif sangat kecil. Dalam interaksi ini antara semut dan pohon saling memberi kehidupan ( menguntungkan ). Proses interaksi ini disebut interaksi mutualisme.

 

Dalam inetraksi ini juga kita lihat pada kehidupan kelelawar (vestertilio ) dan pohon. Kelelawar dapat beraktivitas ( berkembangbiak, kelangsungan hidup, tempat berlindung, dan juga mendapatkan makanan) dari  pohon yang ditumpaginya. Bagi kelelawar pohon sangat berarti baginya. Kelelawar tidak hanya menumpang hidup tetapi juga memberi sumbangan kepada pohon tersebut berupa, kotorannya atau sisa-sisa makanan yang jatuh ke tanah, yang kemudian terurai menjadi pupuk ( makanan ) bagi pohon yang ditumpaginya. Interaksi antara kelelawar dan pohon merupakan saling menguntungkan, antara kedua makluk hidup tersebut. Interaksi ini sangat penting untuk kelagsungan hidup dan perkembangbiakan kedua spesies yang terlibat.  



Pada  interaksi parasit, yang terjadi pada interaksi antara bunga Raflesia dan inangnya. Bunga Raflesia menempel pada akar  tanaman inangnya dan mengambil zat-zat makanan untuk dapat bertumbuh. Tanaman inangnya dalam interaksi ini dirugikan karena zat-zat makanan yang sebenarnya digunakan untuk proses pertumbuhan telah diserap oleh bunga Raflesia.
      

Setiap makluk hidup berusaha dapat hidup, tumbuh dan berkembangbiak, jika memiliki habitat yang sangat sesuai. Interaksi antar makluk hidup yang satu dengan lain, dapat berjalan dengan baik jika habitat sangat mendukung, karena interaksi dapat berdampak secara nyata  terhadap persebaran dan  kepadatan suatu spesies.